Kamus ini menjelaskan arti kata/frase tumbuh picisan menurut KBBI Edisi III. Selain arti, mungkin juga disertakan contoh kalimat yang menggunakan kata tumbuh picisan.
tumbuh picisan= lihat 2picis; ~ polong tipe tumbuhan dr suku Laguminoceae, buahnya menyerupai cangkang kerang dan berisi biji, msl kacang kapri, Pisum sativum
Berbagai contoh kalimat untuk kata atau frase "tumbuh picisan" tersedia di halaman contoh kalimat. Silakan kunjungi halaman khusus contoh kalimat menggunakan kata tumbuh picisan untuk melihat berbagai penerapan riil di kehidupan nyata.
Lebih lanjut mengenai tumbuh picisan
tumbuh picisan terdiri dari 2 kata. Kata tersebut mempunyai 10 kata terkait yakni sebagai berikut:
berisi |
ber.i.si [v] (1) ada isinya; tidak kosong; tidak hampa: senapan itu ~; (2) ki berilmu; mempunyai kesaktian: orang tua-tua pada zaman dulu banyak yg ~ sehingga tidak mempan oleh senjata apa pun; (3) padat dan kuat (tt tubuh): badannya kecil, tetapi ~; (4) mengandung; memuat: amplop itu ~ uang |
cangkang |
cang.kang [n] (1) kulit telur; (2) rumah siput atau kerang; (3) kulit keras yg menutupi badan (pd penyu, kura-kura, dsb) [a] kurang sopan; kurang ajar terutama suka menjawab dng keras apabila dimarahi (dinasihati) |
dan |
[p] penghubung satuan bahasa (kata, frasa, klausa, dan kalimat) yg setara, yg termasuk tipe yg sama serta memiliki fungsi yg tidak berbeda: ayah -- ibu, bibi -- paman, serta para anak, cucu, -- kemenakan bersama-sama merayakan 50 tahun perkawinan nenek mereka [n Olr] kelas atau tingkatan (I, II, III, IV, dsb) untuk yudo, karate, kempo |
kacang |
ka.cang [n] tanaman perdu yg ditanam di sawah atau di ladang, berbuah polong (macamnya banyak sekali) , me.nga.cang v (1) membagi-bagi (barang yg didapat dsb); (2) berbuat sesuka hati (atas milik orang) |
kerang |
ke.rang [n Bio] binatang lunak yg hidup di air (laut) keluarga tiram, berinsang pipih, cangkangnya terdiri atas sepasang katup yg dihubungkan dng engsel hingga dapat dibuka atau ditutup, bermacam-macam jenisnya spt -- batu [n] ke.rang-ke.rang.an n batu dsb yg diatur berderet-deret untuk tumpuan berjalan (di tempat yg becek) [a] ke.rang-ke.rung v berbunyi gaduh [a] ke.rang-ke.ruk a kacau balau; tidak teratur (letaknya) |
lihat |
li.hat [v] me.li.hat v (1) menggunakan mata untuk memandang; (memperhatikan): kepala desa ~ rakyat membersihkan selokan; (2) menonton: nanti malam kami akan ~ pertandingan tinju; (3) mengetahui; membuktikan: saya ingin ~ sampai di mana kemampuannya; (4) menilik: ~ gelagatnya, kedatangan mereka mempunyai maksud yg kurang baik; (5) meramalkan: seorang ahli nujum atau astrolog dapat ~ nasib seseorang; (6) menengok (orang sakit); menjenguk: kami merencanakan untuk ~ kakek di rumah sakit |
menyerupai |
me.nye.ru.pai [v] (1) serupa dng; mirip dng; mengarah-arahi: batu itu hitam dan keras ~ besi; (2) menyamai: engkau harus dapat ~ dia, baik dl hal kepandaian maupun dl hal kerajinan; (3) meniru (-niru): anak kecil suka ~ kelakuan kakaknya yg lebih besar |
picisan |
pi.cis.an [n] (1) uang ketip; (2) ki bermutu rendah: sekarang banyak beredar roman ~; roman ~ , cak roman yg bermutu rendah (harganya murah) |
polong |
po.long [n] (1) hantu atau roh jahat yg suka mengganggu orang (menyebabkan penyakit dsb); (2) penyakit saraf yg disebabkan oleh guna-guna [n] bentuk biji tumbuhan yg bulat atau agak pipih, terdapat dl kelopak yg lunak atau agak keras, dl satu kelopak biasanya terdapat beberapa biji (spt pd kara, ercis); kacang polong [n] -- angin bintil-bintil pd kulit [n] bunga lawang (cengkih) [Mk n] , po.long.an n saluran air; pipa (air dsb); berumbung |
suku |
su.ku [n] (1) kaki: -- lembu (kerbau); (2) sebagian dr empat; seperempat |
Jika informasi mengenai "tumbuh picisan" ini bermanfaat, silakan anda bagikan ke teman atau simpan di akun media sosial memakai menu berikut.
Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan atau KBBI daring merupakan versi online dari KBBI edisi ketiga yang diluncurkan pada tahun 2008.
Kamus ini memuat 78.000 lema. Isi (kata dan arti) dalam kamus ini merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (dahulu Pusat Bahasa).