Kamus ini menjelaskan arti kata/frase politik imperialisme menurut KBBI Edisi III. Selain arti, mungkin juga disertakan contoh kalimat yang menggunakan kata politik imperialisme.
politik imperialisme= politik luar negeri yg bertujuan menambah kekuasaan dng menyentuh esensi hubungan kekuasaan yg ada atau mengubah status kekuasaan yg ada
Berbagai contoh kalimat untuk kata atau frase "politik imperialisme" tersedia di halaman contoh kalimat. Silakan kunjungi halaman khusus contoh kalimat menggunakan kata politik imperialisme untuk melihat berbagai penerapan riil di kehidupan nyata.
Lebih lanjut mengenai politik imperialisme
politik imperialisme terdiri dari 2 kata. Kata tersebut mempunyai 10 kata terkait yakni sebagai berikut:
atau |
[p] kata penghubung untuk menandai pilihan di antara beberapa hal (pilihan): Anda boleh memilih yg mana saja, majalah, buletin, -- surat kabar |
bertujuan |
ber.tu.ju.an [v] (1) berhaluan; mempunyai tujuan; ada yg dituju (dimaksudkan dsb); (2) memakai tujuan (objek): kata kerja ~ , kata kerja yg berpelengkap penderita (transitif) |
esensi |
esen.si [n] hakikat; inti; hal yg pokok: -- pertikaian antara kedua tokoh itu ialah pertentangan ideologi |
hubungan |
hu.bung.an [n] (1) keadaan berhubungan: ~ yg harmonis antara suami istri perlu dibina; (2) kontak: untuk membeli barang itu dng harga yg lebih murah sebaiknya kita mengadakan ~ langsung dng produsen; (3) sangkut-paut: jabatan yg dipegangnya itu tidak ada ~ nya dng keahliannya; (4) ikatan; pertalian (keluarga, persahabatan, dsb): antara mereka masih ada ~ keluarga; ~ persahabatan antara bangsa-bangsa Asia Tenggara |
imperialisme |
im.pe.ri.a.lis.me [n] sistem politik yg bertujuan menjajah negara lain untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yg lebih besar |
kekuasaan |
ke.ku.a.sa.an [n] (1) kuasa (untuk mengurus, memerintah, dsb): dia telah menggunakan ~ nya secara sewenang-wenang; (2) kemampuan; kesanggupan: tiada ~ selain ~ Allah untuk menciptakan dunia; (3) daerah (tempat dsb) yg dikuasai: bekas raja itu tidak mau pergi dr daerah bekas ~ nya meskipun sudah kalah perang; (4) kemampuan orang atau golongan untuk menguasai orang atau golongan lain berdasarkan kewibawaan, wewenang, karisma, atau kekuatan fisik; (5) Huk fungsi menciptakan dan memantapkan kedamaian (keadilan) serta mencegah dan menindak ketidakdamaian atau ketidakadilan |
luar |
lu.ar [n] (1) daerah, tempat, dsb yg tidak merupakan bagian dr sesuatu itu sendiri: ia berdiri di -- gedung; lima tahun ia tinggal di -- negeri; (2) bukan dr lingkungan (keluarga, negeri, daerah, dsb) sendiri; asing: meskipun ia orang -- , tetapi sudah spt keluarga sendiri; (3) bagian (sisi, permukaan, dsb) yg tidak di dalam: merk kecap itu tertempel di -- botol; obat -- , obat untuk mengobati bagian luar tubuh (kulit dsb) |
mengubah |
meng.u.bah [v] (1) menjadikan lain dr semula: timbul niatnya untuk ~ kebiasaan yg buruk itu; (2) menukar bentuk (warna, rupa, dsb): operasi telah ~ hidungnya yg pesek menjadi agak mancung;; (3) mengatur kembali: ~ susunan kalimat |
menyentuh |
me.nyen.tuh [v] (1) menyinggung sedikit; menjamah: roda-roda pesawat terbang kami mulai -- bumi kembali; (2) mengenai; terantuk: bagian depan mobilnya rusak sedikit krn -- tembok; (3) ki menimbulkan, membangkitkan perasaan (haru, sedih, dsb) di hati: tangis sedih para korban gempa itu telah -- hati para pejabat yg ada di sana |
negeri |
ne.ge.ri [n] (1) tanah tempat tinggal suatu bangsa: ia melanjutkan sekolah ke -- Belanda; (2) kampung halaman; tempat kelahiran: -- nya yg asli bukanlah Makassar; (3) negara; pemerintah (lawan kata swasta): krn ia bersekolah di SMU -- , biayanya pun tidak begitu besar; (4) nagari |
Jika informasi mengenai "politik imperialisme" ini bermanfaat, silakan anda bagikan ke teman atau simpan di akun media sosial memakai menu berikut.
Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan atau KBBI daring merupakan versi online dari KBBI edisi ketiga yang diluncurkan pada tahun 2008.
Kamus ini memuat 78.000 lema. Isi (kata dan arti) dalam kamus ini merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (dahulu Pusat Bahasa).