Kamus ini menjelaskan arti kata/frase kain terpal menurut KBBI Edisi III. Selain arti, mungkin juga disertakan contoh kalimat yang menggunakan kata kain terpal.
kain terpal= lihat terpal
Berbagai contoh kalimat untuk kata atau frase "kain terpal" tersedia di halaman contoh kalimat. Silakan kunjungi halaman khusus contoh kalimat menggunakan kata kain terpal untuk melihat berbagai penerapan riil di kehidupan nyata.
Lebih lanjut mengenai kain terpal
kain terpal terdiri dari 2 kata. Kata tersebut mempunyai 10 kata terkait yakni sebagai berikut:
terpal |
ter.pal [n] kain mota yg tebal (untuk kemah, kap mobil, dsb) |
kain |
ka.in [n] (1) barang yg ditenun dr benang kapas: bajunya merah tua, sarungnya bugis kasar dan destarnya -- hitam; (2) barang tenunan untuk pakaian atau untuk maksud lain: pd upacara itu murid-murid perempuan memakai -- panjang dan kebaya |
lihat |
li.hat [v] me.li.hat v (1) menggunakan mata untuk memandang; (memperhatikan): kepala desa ~ rakyat membersihkan selokan; (2) menonton: nanti malam kami akan ~ pertandingan tinju; (3) mengetahui; membuktikan: saya ingin ~ sampai di mana kemampuannya; (4) menilik: ~ gelagatnya, kedatangan mereka mempunyai maksud yg kurang baik; (5) meramalkan: seorang ahli nujum atau astrolog dapat ~ nasib seseorang; (6) menengok (orang sakit); menjenguk: kami merencanakan untuk ~ kakek di rumah sakit |
kain albanat |
kain, bahan yg bernilai tinggi |
kain antelas |
lihat antelas |
kain basahan |
lihat basahan |
kain batis |
kain (putih) yg tipis dan halus |
kain bayang-bayang |
kain yg tidak rapat tenunannya |
kain belacu |
lihat belacu |
kain beledu |
lihat beledu |
Jika informasi mengenai "kain terpal" ini bermanfaat, silakan anda bagikan ke teman atau simpan di akun media sosial memakai menu berikut.
Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan atau KBBI daring merupakan versi online dari KBBI edisi ketiga yang diluncurkan pada tahun 2008.
Kamus ini memuat 78.000 lema. Isi (kata dan arti) dalam kamus ini merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (dahulu Pusat Bahasa).