Kamus ini menjelaskan arti kata/frase berkelahi di ekor alahan menurut KBBI Edisi III. Selain arti, mungkin juga disertakan contoh kalimat yang menggunakan kata berkelahi di ekor alahan.
berkelahi di ekor alahan= ber.ke.la.hi di ekor alahan [pb] mempertengkarkan sesuatu yg sudah beres (selesai) atau yg kurang penting
Berbagai contoh kalimat untuk kata atau frase "berkelahi di ekor alahan" tersedia di halaman contoh kalimat. Silakan kunjungi halaman khusus contoh kalimat menggunakan kata berkelahi di ekor alahan untuk melihat berbagai penerapan riil di kehidupan nyata.
Lebih lanjut mengenai berkelahi di ekor alahan
berkelahi di ekor alahan terdiri dari 4 kata. Kata tersebut mempunyai 10 kata terkait yakni sebagai berikut:
Alur bertempuh, jalan berturut |
Dilakukan menurut adat kebiasaan. |
Bekas tertarung lagi terkenang, apa pula hubungan nyawa |
Tidak pernah lupa. |
berkelahi di ekor alahan |
Memperdebatkan sesuatu yang tidak penting atau sudah terselesaikan. (alahan = bekas alur sungai, bendungan) |
Di mana lalang habis, di situ api padam |
Dimana mati maka disana pulalah dikuburkan. |
Di mana tumbuh, di situ disiang |
Dimana timbul perkara/permasalahan maka disana pulalah diselesaikan. |
di manakah berteras kayu mahang |
Sesuatu yang mustahil sebaiknya tidak perlu terlalu diharapkan. |
Diam di laut, masin tidak; diam di bandar, tak meniru |
Tidak menghiraukan segala perubahan (terutama perubahan-perubahan yang baik). |
Dibalik-balik bagai memanggang |
Dipikirkan secara masak/matang. |
Dibenarkan duduk di serambi, hendak bermaharajalela di tengah rumah |
Diberi sedikit hendak minta banyak. |
diberi berkuku hendak mencengkam |
Diberi sedikit kekuasaan sudah hendak berbuat sesuka hati. |
Jika informasi mengenai "berkelahi di ekor alahan" ini bermanfaat, silakan anda bagikan ke teman atau simpan di akun media sosial memakai menu berikut.
Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan atau KBBI daring merupakan versi online dari KBBI edisi ketiga yang diluncurkan pada tahun 2008.
Kamus ini memuat 78.000 lema. Isi (kata dan arti) dalam kamus ini merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (dahulu Pusat Bahasa).