No | Kata | Arti |
---|---|---|
1 | A | huruf pertama dalam abjad Latin yang digunakan dalam Bahasa Nias; 2. kki makanlah. A göu fakhe: Makanlah nasimu. 3. dan (dalam pengucapan bilangan). Hönö a fitu ngaotu a fulu: Seribu (dan) tujuh ratus (dan) sepuluh. |
2 | adu | kb patung. Adu zatua: Patung leluhur. Me föna manömba adu Nono Niha. Di zaman dahulu, Orang Nias menyembah patung. |
3 | alau | 1. jatuh Sin. alabu 2. masuk ke dalam (jebakan). Alau ia ba ndraâalawe. Ia masuk jebakan perempuan. 3 dikawini. No alau zihene ba manu meda: Ayam dara sudah dikawini ayam bangkok. |
4 | aya | 1. kb kalung. 2. kki ayak. Hamo ni'aya. Tepung ayakan. |
5 | Abila | ks 1. bengkok Eu sabila: Kayu bengkok; 2. abila lala sesat; ungkapan untuk orang yang sesat atau rusak moralnya 3. abila geraâera tidak jujur. Böi fao ba niha sabila eraâera: Jangan ikut dengan orang yang tidak jujur. |
6 | Afi | 1. kb sayap. Afi marafadi: Sayap merpati. Tebai muhombo wofo da'ö, no afatö gafi. Burung itu tidak bisa terbang, sayapnya sudah patah. 2. kb api. Kureta afi: kereta api. Di sini, afi merupakan kata serapan dari Bahasa Indonesia melalui perubahan huruf (bunyi) "p" menjadi "f". Kureta adalah juga kata serapan dari Bahasa Indonesia. |
7 | Alawa | ks 1. tinggi. No alawa döla ndruria nitanögu no andrö. Pohon durian yang saya tanam dulu sudah tinggi. 2. alawa niha berpostur tinggi. Alawa niha ga'ada. Abang kita berpostur tinggi. |
8 | Alui | kki 1. cari. No atoru nono kusi, da ta'alui. Anak kunci telah jatuh, mari kita cari. 2. fangalui mata pencaharian. Fangalui bisa juga berarti (proses) pencarian. Ada kecendrungan menggunakan awalan fo- sehingga menjadi fo'alui. Pemakaian awalan fo- di sini tidak tepat. Moguna khöda sete ba wangalui falölöwa saekhu tou. Kita memerlukan senter untuk mencari jarum yang jatuh. |
9 | ae | 1. kki (= ae'e) pergi. Ae ombakhaâö khöra wa no tohare domeda. Pergi beritahukan pada mereka bahwa tamu kita sudah datang. Böi ae (ae'e) ha yaâugö: Jangan pergi sendirian. 2. pernyataan rasa kesal atau kurang senang. Ae ..., hana wa ölau daâö. Ah, mengapa engkau berbuat begitu. 3. kkt amat; sangat Ara ae larugi Lama sekali mereka sampai. Ebua ae nomo sawena mufazökhi andrö. Besar sekali rumah yang baru dibangun itu. Dalam pengertian (3) ini ae, selain menerangkan kata sifat, juga menggambarkan perasaan (kekaguman, kekesalan, kekecewaan, dsb.) seseorang terhadap sesuatu hal yang diamati atau dialaminya. |
10 | afasi | kb kapas. |
11 | abuso | ks 1. kenyang. Abuso sibai ia: Ia kenyang sekali. 2. fangabuso kb rejeki; sesuatu yang dinikmati (konotasi negatif). Sinöndrania no tobali fangabuso niha böâö: Penghasilannya menjadi rejeki orang lain. Uso dödö ngalöngalö, fangabuso ndri mböhö: Kegembiraan lalat, pembuat nyamuk kenyang. |
12 | aburu | ks terkelupas (kulit) karena kena cairan panas. Aburu dangania göna fanikha wogore. Kulit tangannya terkelupas kena minyak goreng (panas). |
13 | aeru | ks 1. menyempit. Aeru lala da'ö börö me lö asese latörö niha. Jalan itu menyempit (kiri-kanan ditumbuhi semak) karena jarang dilewati orang. 2. langsing 3. aerua kb bagian yang menyempit. Aeru lafoyo: Lingkar pinggang kecil sekali. |
14 | anigo | ks terganggu oleh bunyi, perbincangan atau perbuatan yang tidak menyenangkan. Anigo ndra'o gamuatami. Aku muak dengan perbuatan kalian. Böi mifaguagua, anigo namada. Jangan ribut, ayah terganggu. |
15 | a'usö | ks kuning. |
16 | abakha | ks 1. dalam. Abakha sibai dögi nikhaora. Dalam sekali lubang galian mereka. fa-: kedalaman. 2. menjadi serius / mendalam 3. abakhabakhaâö kki tambah-tambahi sehingga menjadi masalah; bumbu-bumbui. Böi abakhabakhaâö wanutunö salua khömö: Jangan tambah-tambahi kisah yang kau alami. |
17 | abao | ks 1. bengkak; 2. binal (untuk anak gadis / perempuan). Si mate abao: Si gadis binal; 3. abao dödö sakit hati. Abao dödögu khönia Aku sakit hati padanya. |
18 | abaöbaö | ks berpenampilan kaku, tidak ramah, dan cenderung memancing kejengkelan orang lain. No abaöbaö niha daâö. Sin. dömbadömbaö |
19 | abasö | ks basah. Abasöga ba deu toho. Kami basah karena hujan lebat. lih. basö |
20 | abazöbazö | ks masih berair, belum kering betul. No abazöbazö nasa newali: Pekarangan masih belum kering. No abazöbazö geu andre, tebai nasa nitunu. Kayu ini masih agak basah, belum bisa dibakar. Lih. olazalaza. |
21 | abeta | ks 1. pindah. No ara me abeta ira moroi ba daâa: Sudah lama mereka pindah dari sini. 2. tersingkir. No abeta ia moroi ba dadaomania: Dia telah tersingkir dari jabatannya. lih. aheta |
22 | abeto | ks bunting (untuk binatang berkaki empat: babi, anjing, dsb.). Dipakai juga untuk perempuan yang hamil di luar nikah. lih. beto |
23 | abeâe | ks 1. keras. Eu sabeâe: Kayu keras. Am: Abeâe gae na no okafu: Pisang mengeras kalau sudah dingin. 2. abeâe dödö meyakini (tidak kuatir atau mengkua-tirkan) seseorang atau sesuatu. Abeâe dödögu ia. Aku tidak mengkuatirkan dia (yakin akan penampilannya, perjalanannya, dsb.); 3. abeâe dandro keras pendirian; 4. sabe'e tandro orang yang keras pendirian; 5. abeâe högö keras kepala. |
24 | aboto | ks 1. pecah No aboto galasi khöda Gelas kita sudah pecah; No aboto gorahuara perkumpulan / organisasi mereka sudah pecah. Am: He aboto bakha, böi aboto baero: Perselisihan keluarga jangan sampai dibawa ke luar / diperlihatkan di luar. 2. aboto ba dödö mengerti, faham Me no ihaogö wangombakha, awena aboto sibai ba dödögu. Setelah dia menjelaskan dengan baik, saya baru sungguh-sungguh mengerti; 3. kefe saboto uang pecah. lih. arasa, boto |
25 | aböda | ks 1. urung, tak berkelanjutan. Aböda manö khöra huhuo daâö: Pembicaraan mereka itu tidak berkelanjutan. Am: Fondrõni zabõda bakha: Penarik yang urung ke dalam: Sesuatu (misalnya pembicaraan) untuk pemancing agar seseorang mengeluarkan isi hatinya (yang enggan / susah dinyatakannya). 2. aböda lela dalam keadaan sekarat. lih. akandro. |
26 | abökha | ks 1. retak, pecah-pecah, atau merenggang karena kekurangan cairan. Na aukhu dalu ba ahori abökha mbewe: Kalau panas dalam maka bibir pecah-pecah (sariawan). 2. agabökha pada pecah-pecah. Agabökha danö ba mbawa lökhö: Di musim kemarau tanah pada retak. lih. aukha, agazilazila. |
27 | abölö | ks 1. kuat. Abölö ia wofanö Dia kuat berjalan; fa-: kekuatan 2. lebat. Teu sabölö: Hujan lebat. 3. anaâa sabölö kb emas murni. |
28 | abönö | ks cukup. Abönö zi no so, böi nönö saâe: Yang sudah ada cukup, jangan tambah lagi. lih. bönö, ibönö |
29 | abösi | ks 1. (mata) penuh dengan kotoran yang mengering, terasa gatal, dan agak susah melihat; diakibatkan oleh penyakit mata. 2. buta 3. tidak mau melihat Böi abösi wamaigi si sökhi: Jangan menghindar melihat kebaikan. |
30 | abötu | ks 1. (rasa sirih) terlalu banyak kapurnya. Afo sabötu: Sirih yang kebanyakan kapur. 2. terluka tipis di permukaan kulit akibat cakaran atau goresan, dsb. Abötu dangania: Tangannya tergores. 3. mati. Abötu gutu na labe dalu-dalu: Kutu (kepala) mati kalau diobati. |
31 | aböu | ks 1. bau. So deâu si mate ba zi tambai nomo, aböu sibai. Ada tikus mati di sebelah rumah, bau sekali. 2. aböu bekhu, aböu böhö bau orang yang jarang mandi, atau bau anak yang baru selesai bermain-main. |
32 | aböâa | ks 1. melengkung ke arah belakang, lawan dari bungkuk. 2. manja. Abö'a ia me so ga'ania. Dia manja karena kakak/abangnya bersama dia. |
33 | abu dödö | ks 1. sedih, susah. Abu dödögu woâangeragö. Aku susah memikirkannya. fang-, kb. Oya sibai wangabu dödö ba ginötö iadaâa: Banyak sekali kesusahan sekarang. 2. abula dödö kb. kesusahan. Böi nönö gabula dödögu: Jangan menambah kesusahan saya |
34 | abua | ks 1. berat, sukar. Noro sabua: beban berat. fang-: kb pemberat 2. abua ba dödö Tidak ikhlas. Abua ba dödönia wanolo talifusönia: Dia tidak ikhlas membantu saudaranya. 3. fangabua gölö kb pengendur semangat. Fehedenia sadarö-darö tobali fangabua gölö niha: Perkataannya yang menusuk hati (tajam) mengendurkan semangat orang. |
35 | abuabua | ks kelihatan âberbobotâ karena membawa oleh-oleh atau sesuatu penghormatan kepada pihak lain. Abuabua ia me so ia, iâohe zumangeda. Dia datang dengan "bawaan berat" ia membawa penghormatan kita. |
36 | abusa | ks lecet; lepuh; terkelupas. Abusa guli gahenia ba wamake badagahe sibohou andrö. Kulit kakinya lecet karena sepatu baru. |
37 | abuza | (abuzabuza) ks tidak berwibawa, tidak dipercaya orang lagi, ucapannya tidak bernas karena sesuatu (berbagai) tindakannya yang menghancurkan reputasinya. Abuza ba dödö niha na fahuhuo ia: Tidak dipercaya orang kalau dia berbicara. No abuzabuza niha daâö. Orang itu sudah kehilangan wibawa dan tidak dihormati orang lagi. lih. abozeboze, ahowihowi. |
38 | abuâa | ks 1. lunas Lö sahori ibuâa gömönia khögu. Utangnya kepadaku belum habis dibayarnya. 2. berbalas, seri. No möna ia, no abuâa ira. Dia menang, mereka seri. |
39 | adada | ks 1. melorot; hampir jatuh. Oluo khönia zaraewania, irege adada tou. Celananya kebesaran sehingga melorot. 2. turun dari posisi normal. Börö me oya mbua maga, ba adada ndraha-ndraha: Karena berbuah banyak, dahan-dahan mangga pada turun. Adada gota mbawi na lö ara tö moâono. Perut babi menurun saat menjelang beranak. 3. lepas; tak terjangkau Am:Adada gohitö si lö dayadaya. Tanpa modal, persiapan, dan perencanaan yang baik, sesuatu target atau tujuan tak terjangkau (akan lepas). 4. rusak Ibörögö adada saâe nomo daâö börö me lö sangiagö: Rumah itu mulai rusak karena tidak ada yang mendiami. Adada gorahua si lö fahasara dödö: Tanpa kekompakan, suatu perkumpulan akan hancur. |
40 | adawadawa | ks rendah (untuk pohon, rumah). No adawadawa nomo daâö. Rumah itu kelihatan rendah. |
41 | adaâudaâu | ks agak takut; takut-takut. Adaâudaâu ia wanörö sibongi ha yaâia (ha samösa). Dia agak takut pergi malam hari seorang diri. |
42 | adogo | (adogodogo) ks 1. pendek; singkat. Huhuonia no adogodogo sibai: Pidato / khotbahnya singkat sekali. 2. adogo'ö persingkat; singkatkan Adogoâö manö wangombakha: Singkatkan saja menceritakan / menuturkan |
43 | adölö | ks 1. lurus. Adölö sibai lala sibohou mufazökhi andrö. Jalan yang baru dibangun itu sangat lurus. 2. menuju ke. Hezo adölö ami ? Hendak menuju ke mana kalian ? |
44 | adöni | ks 1. tertarik Adöni dödögu wamaigi gayania wanunö. Saya tertarik melihat gayanya bernyanyi. Adöni tanö ba daâa. Tertarik ke arah sini. |
45 | adöâö | ks tersedak. |
46 | adudu | ks ambruk; runtuh; roboh. No adudu ba nangi nomo sibohu mufazökhi andrö. Rumah yang baru dibangun itu telah runtuh karena angin. |
47 | adulo | kb 1. telur. Adulo manu: telur ayam. Safusi gadulo: Putih telur. Saâusö gadulo: Kuning telur. 2. mangadulo bertelur. Mangadulo khöda manu. Ayam kita bertelur. |
48 | aduwa | ks 1. tumpah. Böi daâidaâi wholohe enaâö böi aduwha. Hati-hati membawa agar jangan tumpah. 2. tumpah ruah (manusia). Börö me ahatö ndröfi sibohou, aduwha niha ba harimbale. Karena tahun baru sudah dekat, manusia tumpah ruah ke harimbale (pasar / pekan mingguan desa). |
49 | aefa | ks 1. lepas. No aefa dagutagu zinga mbarunia. Jahitan di pinggir bajunya lepas. 2. kk berakhir, selesai. No aefa rafe mbanua. Pertemuan desa sudah berakhir. 3. sesudah; lalu. Lafaku ua, aefa daâö laboboto: Dicangkul dulu, lalu digemburkan. 4. lahir. No aefa nono khö Nina Harita: Anak Ina Harita telah lahir. |
50 | aefata | kkt keterlaluan. Aefata na lö öâila lalau ba fasa: Keterlaluan kalau engkau tidak tahu jalan ke pasar. |
51 | aekhu | kk 1. jatuh. Sin. atoru No aekhu gofekofegu. Dompet saya jatuh. 2. bermuara pada sesuatu (kebaikan, kejahatan, dsb). Aröuâögö moroi ba mbuabua si lö sökhi saekhu ba waâatekiko. Jauhilah perbuatan jahat yang menuju kehancuran. 3. aekhu luo matahari terbenam. lih. aekhula 4 aekhu niha orang banyak datang / berdatangan. Aekhu niha me larongo so nomo sakhozi: Orang banyak berdatangan ketika mendengar ada rumah terbakar. |
52 | aekhula | kb barat. An. atumbukha Mofanö ira adölö ba gaekhula. Mereka pergi menuju ke barat. |
53 | aelo | ks 1. licin. (Böi) daâidaâi wanörö lala saelo. Pelan-pelan berjalan di jalan licin. 2. aelo lela cadel; tidak bisa mengucapkan huruf R dengan jelas. |
54 | aetu | ks 1. putus. Oya zaetu lala ba mbawa deu: Selama musim hujan banyak jalan putus. 2. selesai. No aetu rafe. Pertemuan sudah selesai. 3. aetula - angetula kb putusan, simpulan. |
55 | afaito | ks 1. nakal. Afaito sibai nono daâö: Nakal sekali anak itu. 2. jahat Afaito ae niha daâö: Orang itu jahat sekali. |
56 | afatö | ks 1. patah. Afatö döla geu ba nangi sabölö. Karena angin kencang batang kayu patah. 2. afatöla kb patahan. 3. afatö dödö kecewa. 4. afatö-fatö lantang. Afatö-fatö na fahuhuo ia: Lantang kalau ia berbicara. |
57 | afau | ks parau. |
58 | afeto | ks pahit. Afeto sibai daludalu nibe'e doto andrö. Obat yang diberikan dokter itu pahit sekali. Am: Alawa luo, afeto duo, aisö nidanö mbanio. Har: Hari makin siang, tuak terasa pahit, air kelapa terasa asam. |
59 | afiso | aj 1 tuli. 2 (niha) safiso orang tuli. No i'osafiso ia me lahede'ö ia. Ketika dia ditegur dia berlagak seperti orang tuli |
60 | afiâafi | kb korek api; mancis; geretan. Alui gafiâafi, tatunu wandru. Cari korek api, kita menyalakan lampu. Afi'afi lele adalah nama khusus untuk korek api. Ono gafi'afi batang korek api. |
61 | afo | kb sirih. Terdiri dari daun sirih (tawuo), kapur (betua), gambir (gambe, fangoyo), pinang (fino) dan (kadang-kadang) tembakau (bago). Pembuatannya adalah sebagai berikut. Selembar daun sirih dibelah dua, tangkai daun dibuang, dan ujung daun yang lancip dipotong. Di atas permukaan bawah (punggung daun) dilengketkan kapur secukupnya, lalu daun (atau getah) gambir diletakkan di atasnya. Lantas daun sirih yang telah dibubuhi kapur dan gambir tadi dilipat tiga sehingga campuran tadi tertutup dalam lipitan tersebut. Di atas lipatan itu diletakkan pinang, lalu daun sirih tadi digulung, berintikan pinang. Sirih siap ditawarkan atau diedarkan. Kadang-kadang tembakau dicampur sewaktu penyiapan, atau secara terpisah dimasukkan ke dalam mulut oleh si penyantap sirih. |
62 | afuru | ks tumpul. No ara lö mudali mbalatu andre, afuru sibai. Pisau ini sudah lama tidak diasah, tumpul sekali. |
63 | afusi | ks 1. putih. Afusi mbaru nifakenia. Baju yang dipakainya berwarna putih. 2. lurus, bersih. Afusi dödönia khögu. Hatinya lurus / bersih (tidak punya maksud jahat) padaku. |
64 | ahele | ks tergelincir. Ahele ia wanörö lala saelo. Dia tergelincir di jalan yang licin / becek. |
65 | aisö | ks 1. asam. Aisö raso ndrima, ami raso nidanö döwu. Jeruk berasa asam, air tebu berasa manis. 2. masam. Aisö mbawania khögu. Mukanya masam kepadaku. |
66 | alahoitö | ks dewasa; matang; sudah bisa kawin. Alahoitö ndraâugö, ba lö öâila obabaya halöwöu. Engkau sudah dewasa tetapi belum bisa mengerjakan sendiri pekerjaanmu (masih perlu dikomandoi). |
67 | alakha | tabu. Böi falele, alakha. Jangan memaki, itu tabu. |
68 | alawö | ks segan, sungkan. Alawö ia wehede khö zibayania. Dia segan berbicara pada pamannya. Ungakapan lawö-lawösi (= segan-segan) terkait erat dengan kata alawö dan kemungknan besar muncul dari kata itu. Böi lawö-lawösi wahuhuosa khönia. Jangan segan-segan berbicara kepadanya. |
69 | alimbama | ks terkena penyakit yang (dipercaya) diakibatkan makhluk halus. Sin. tesafo |
70 | alitö | kb api. Holahola galitö. Nyala api. Eu galitö. Kayu api. Ewua'ö khöda galitö Nyalakan api untuk kita. |
71 | alo'alo | kb Bau tak sedap dari ketiak. Aböu alo'alo |
72 | alözö | ks (sesuatu) tidak muat atau terlalu ketat karena yang dilalui sempit. Alözö khönia zaraewania. Celananya kesempitan. Id: Niha salözö(lözö) uto. Orang yang tidak berpikir panjang dan emosional. |
73 | alukhö | ks tidak/belum pernah. Alukhö möido ba mbanuami. Saya belum pernah ke kampung Anda. |
74 | amakhaita | kb hubungan kekerabatan; kerabat. |
75 | amatöröwa | kb 1. kerajaan, daerah kekuasaan, jajahan. He wa'ae lö arara, no irai möi amatörö Nifo soi Indonesia. Walau tidak lama, Indonesia pernah menjadi jajahan Jepang. 2. bawahan, suruhan, seseorang/kelompok yang tunduk pada seseorang / kelompok lain. Böi bali'ögö amatöröwania, faoma ono ami. Jangan tunduk padanya (= jangan mau disuruh-suruh), kalian sederajat. |
76 | ambala | kb selimut. |
77 | amuata | kb amuata. Sökhi sibai gamuata nono da'ö. Baik sekali kelakuan anak itu. |
78 | anehe | ks mengenal seseorang / sesuatu dengan baik. Ha samuza falukhaga, andrö lö anehedo sibai ia. Kami baru berjumpa satu kali, makanya saya tidak begitu mengenalnya. |
79 | angango | kb dahi. No mesokho gangangoia, göna osö-osö. Dahinya luka kena paku. |
80 | angaya | ks menipu, tidak benar, tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Faliâera si lö angaya: Neraca (alat timbangan) yang mengukur dengan benar (yang sudah dikalibrasi). Faliera sangaya. Alat timbangan yang memerlukan kalibrasi. |
81 | angetula | kb simpulan, putusan. Moguna mu'ombakhaâö ba zato gangetula rafe maâökhö. Perlu diberitahukan kepada khalayak putusan rapat hari ini. |
82 | arara dödö | ks terhibur. Arara dödögu me no öhaogö wanutunö. Hatiku terhibur setelah engkau menceritakan / menjelaskan dengan baik. |
83 | arara | ks sunguh; benar. Arara niwaâöu. Benar yang engkau katakan. |
84 | araro | kb langit-langit mulut. |
85 | arawi | 1. kb musang. No alau garawi ba mbölödi. Musang masuk perangkap. 2. ks sobek, robek. Arawi mbarunia, tokhai ba gosö'osö. Bajunya sobek tersangkut pada paku. |
86 | araâara danõ | kb sejenis cacing tanah yang mengeluarkan bunyi nyaring pada malam hari. Humede zui garaâara danõ. Cacing tanah berbunyi lagi. |
87 | asio | kb garam. Ami asio asin. Afeto asio keasinan (karena kebanyakan garam). |
88 | aso'a | tumbang. Aso'a geu sebua na nagi sabölö. Pohon besar tumbang karena angin kencang. |
89 | asoso | ks masak; matang. No asoso gae ba hogu. Pisang telah masak di pohon. |
90 | asule | kb senjang. |
91 | ataha | ks mentah. Ataha nasa mbua ndruria khöda, tebai niteu. Buah durian kita masih mentah, belum bisa dipetik. |
92 | ati'ati | kb anting-anting. Ifake gati'ati ana'a. Dia memakai anting-anting emas. |
93 | atoru | jatuh sin. aekhu. No atoru laedurugu. Cincinku jatuh. No atoru mbua ndruria, ae halö. Durian sudah jatuh, pergi ambil. |
94 | aukhu | ks panas; masak. No aukhu nidanö, fazökhi öda kofi. Air sudah panas (masak), buatkan kopi untuk kita. Aukhu nösigu, mofökhödo. Badanku panas, saya sakit. |
95 | awhökhu | kb empedu. |
96 | azuni | kb sarang. Azuni wofo. Sarang burung. |
97 | aâebu | ks bungkuk. Niha saâebu: Orang bungkuk. |
98 | aâewo | ks sudah cukup tua tapi belum nikah. Sin. atua barö. |
99 | ö'ö | kb tokek. |
100 | ö | 1. ini. Sin. ya'e. Omasi'ö öbabaya ? à ! Engkau ingin memegang ? Ini ! 2. makanan. à sami. Makanan enak. Lö öda-öda he .... Kalimat pendek ini sering kita dengar kalau kita bertamu ke rumah orang Nias, sebuah ungkapan merendah. Har. Kita tidak punya apa-apa untuk dimakan lho ... |
101 | öba | kb kekebalan tubuh karena ilmu sihir. ks moâöba kebal. |
102 | öfa | empat. öfa ngaotu. Empat ratus. |
103 | öhö | kki tahan faâöhö bertahan, seru. |
104 | öli | 1. kki beli. mowöli. membeli. 2. kb pagar. 3. bawa göli pintu gerbang; pintu pagar |
105 | ölö | kb perbuatan baik. |
106 | ölöta | |
107 | ömö | kb utang. Ebua sibai gömönia. Utangnya besar sekali. |
108 | öna'öna | ks sedang, moderat. |
109 | öndru | |
110 | önö | enam. Dua wulu a önö. Dua puluh enam. önö rozi Enam batang; enam ekor. |
111 | örö | kb barangkali. Sin. dörö. Ãrö lö simanga nono da'ö, andrö wa mege'ege manö. Anak itu barangkali belum makan, makanya menangis terus. |
112 | öröbao | kb kerbau. Lih. köröbao |
113 | öröna | meskipun / walaupun. Uröi ami gasagasa, möido mukoli. Oröna simanö, ba dödögu so ami. Aku meninggalkan kalian sementara, aku pergi merantau. Meskipun demkian, kalian dalam hatiku. |
114 | ösa | |
115 | ösi | kb isi. Hadia nösi mbotoboto da'ö ? Apa isi botol itu ? |
116 | ötö | kki seberangi. Böi ötö nidanö ha ya'ugö. Jangan menyeberangi sungai sendirian. |
117 | öwa | kki jadikan bahan mainan. Böi öwado. Kamu jangan mempermainkan saya. göwagöwa. Bahan mainan, seseorang yang dijadikan bahan tertawaan / mainan, biasanya tanpa diketahui oleh si objek. Misalnya seseorang mengatakan atau menceritakan sesuatu dengan sungguh-sungguh, tetapi pendengar meresponsnya seakan-akan sungguh-sungguh padahal bertujuan mempermainkan. |
Kamus Kamus Nias Indonesia ini merupakan online. Jika anda mencari terjemah atau arti kata menurut kamus Kamus Nias Indonesia, anda bisa mencari disini. Kamus bisa ditelaah menggunakan abjad atau formulir pencarian.